Apa itu Mahasiswa? Siapa sih yang disebut mahasiswa?
Sederhananya mahasiswa berasal dari dua kata yaitu Maha dan Siswa, Maha yang berarti besar atau tinggi dan siswa yang dapat diartikan sebagai orang yang sedang belajar atau menuntut ilmu, jadi secara sekilas maha siswa dapat diartikan sebagai orang-orang yang menuntut ilmu di jenjang pndidikan tinggi baik pada jenjang strata satu, strata dua maupun strata tiga. Mahasiswa adalah kaum intelektual , kaum-kaum muda berilmu yang dituntut untuk berfikir kritis dan logis.
Mahasiswa adalah orang-orang yang beruntung, yang diberi kesempatan untuk menimba ilmu di jenjang yang lebih tinggi, yang mempunyai kesempatan lebih banyak untuk berprestasi. Namun sudah sadarkah kita tentang hal itu? Jika belum marilah kita buka mata hati kita, kita lihat lebih dalam kondisi negeri ini, betapa beratnya beban yang kita pikul sekarang ini. Teringat sebuah cerita tentang seorang mahasiswa dan tukang tambal ban, suatu hari seorang mahasiswa ban sepeda motornya bocor kemudian dia pergi ke tukang tambal ban untuk menambal ban sepeda motornya tersebut, namun saat akan membayar ternyata dia tidak membawa uang “ maaf pak … sepurane saya lupa membawa uang, sebentar saya pulang ke kos dulu nanti saya kembali lagi kesini” . Apakah anda tahu apa yang dikatakan si tukang tambal ban setelah mahasiswa tersebut berkata demikian ? si tukang tambal ban berkata “ tidak usah tole, tidak usah kamu ganti uang tambal ini, tapi pesan bapak hanya satu, bapak titip negeri ini padamu. Bapak tidak punya kesempatan seperti kamu tole.” ( Cerita ini saya dapatkan dua minggu yang lalu saat mengikuti seminar hakikat mahasiswa ) . Betapa tidak bergetar hati kita setelah mendengar kata-kata bapak tadi “ bapak titip negeri ini padamu”. Ternyata begitu besar tanggung jawab kita untuk negeri ini. Kita adalah tonggak perubahan untuk negeri ini.
Kita yang mungkin sekarang masih berfoya-foya dan tidak sadar dengan hakikat dan tanggung jawab kita, marilah kita mengaca, marilah kita ubah negeri ini. Marilah kita belajar, belajar dan belajar bukan untuk diri kita sendiri namun juga untuk mengubah negeri kita yang sekarang kata orang sudah berantakan dan tidak karuan. Kita adalah orang yang beruntung, banyak di luar sana orang-orang seusia kita yang harus banting tulang, mencari uang, sedangkan kita disini masih bisa menikmamti uang saku dari orang tua kita. Maka dari itu jangan sia-siakan kesempatan emas ini.
Kita berhak punya cita-cita yang tinggi namun jangan lupa konttribusi kita dinanti untuk perubahan negeri ini.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
amin. Semoga Indonesia bisa jauh lebih baik dengan adanya kepemimpinan kita nanti... :)
ReplyDeleteAmin ^^ van .... semoga kita bisa jadi pemimpin yang baik hehe
ReplyDelete