..... Rek ayo rek mlaku mlaku bebarengan
ya itulah potongan lirik salah satu lagu yang sempat kami nyanyikan pada saat sesi local wisdom malam itu, dengan persiapan seadanya kami, dengan sangat percaya diri menmapilkan sebuah tampilan ya yang cukup memukau penonton. Memukau bukan karena tiga lagu atau iringan akustik yang kami nyanyikan, tapi memukau karena penampilan Nike dan Meli, teman kami yang merupakan mahasiswi jurusan Sendratasik UNESA. Tak perlu diragukan lagi, Meli dan Nike begitu totalitas berakting dan menari, seolah tidak ada satu orang penonton di depan mereka.
Pengalaman yang tak kan terlupakan, beberapa hari di tanah sunda bertemu dengan ratusan teman dari berbagai daerah di Indonesia. Bertemu dengan teman-teman yang sama-sama beruntung, dan mungkin punya satu visi yaitu menyelamatkan bumi hehe, karena kami di sini punya sebutan baru yaitu Sobat Bumi.
Kami rombongan sobat bumi Surabaya, yang terdiri dari ITS, UNAIR, dan UNESA ditambah teman-teman dari Universitas Brawijaya berangkat menuju Bogor tanggal 28 Nopember dengan menggunakan sebuah bis, yang kami sebut dengan bis Nemo karena bis ini memiliki corak yang sama persis dengan si Nemo dalam film Finding Nemo. Perjalanan menggunakan bis memang terbilang cukup melelahkan, untuk sampai ke tempat gathering yaitu di daerah Taman Wisata Gunung Pancar, Sentul, Bogor dibutuhkan waktu sekitar 27 jam sudah termasuk mampir untuk makan dan mandi. Namun perjalanan yang amat panjang itulah justru yang mampu mengakrabkan kami, yang semula hanya saling diam kami mulai berbincang satu sama lain, mulai bercerita, mulai bertukar nomor handphone dan sebagainya hehe. Dan yang tak kalah serunya, selama perjalanan kami menyempatkan waktu untuk latihan bernyanyi dan akustik, hingga bis menjadi gaduh bukan main.
Dan setelah duduk selama berjam-jam akhirnya kami sampai di Sentul. Jauh dari perkiraan, daerah Bogor yang saya kira akan berhawa dingin atau bahkan hujan ternyata panasnya bukan main, bahkan panasnya hampir sama dengan panasnya Kota Surabaya di kala siang bolong. Rombongan kami adalah rombongan sobat bumi yang pertama kali sampai di lokasi gathering, meskipun ternyata rombongan kami adalah rombongan dengan waktu perjalanan terlama, 27 jam, hebat bukan ? wkwk
Beberapa jam kemudian teman-teman dari daerah lain mulai berdatangan, ada yang dari Sumbawa, Aceh, Medan, Padang, Makasar, Papua, dan masih banyak lagi. Beberapa dari mereka memiliki logat bicara yang sangat aneh, dan terkadang rasanya ingin tertawa ketika mendengar mereka berbicara, namun di sini benar-benar terasa bahwa Indonesia memang kaya, kaya akan kosa kata, kaya akan bahasa daerah, budaya, adat, dan masih banyak lagi. Bangga rasanya menjadi pemuda Indonesia.
Selama empat hari di sini kami mendapatkan banyak ilmu baru, mendapatkan motivasi lagi, dan lagi-lagi mendapat teman-teman baru.Dari beberapa materi yang disampaikan, menurut saya yang paling menarik adalah materi yang disampaikan oleh Pak Renald Khasali, nama yang tak asing dan sudah sering mejeng di berbagai stasiun televisi di Indonesia. Pak Rhenald menyampaikan materi tentang greenpreneur dan beberapa materi motivasi, salah satu hal yang membuat saya tercengan adalah ketika masih kuliah beliau tidak tergolong mahasiswa yang pintar bahkan IPK ketika lulus hanya 2,5 tapi hebatnya beliau bisa mendapatkan gelar Doktor di Amerika. Banyak hal yang saya petik dari presentasi pak Rhenald, mengenai sistem pendidikan di Indonesia yang aneh dan sedikit semrawut, tentang meniti dan merencanakan masa depan, tentang bagaimana hebatnya beliau membimbing para mahasiswanya di FEUI.
beberapa kalimat dari pak Rhenald yang sempat saya tulis, sengaja saya coretkan dalam postingan kali ini, semoga bisa menginspirasi :)
" dosen yang baik adalah dosen yang membimbing "
" Ketika satu pintu tertutup akan ada pintu lain yang terbuka, tapi kebanyakan dari kita hanya fokus pada pintu yang tertutup itu "
Lihatlah sesuatu dari perspektif yang berbeda, ketika kebanyakan orang berkata
" mawar itu indah tapi banyak durinya "
" ini bisa tapi susah"
" dia cantik tapi ketus"
mulailah untuk berkata
" mawar itu banyak durinya tetapi indah "
" ini susah tapi bisa "
" dia ketus tapi cantik "
" orang yang mau pasti ada jalannya, orang yang tidak mau hanya punya alasan-alasan "
" sampai kapanpun orang moody nggak akan pernah bisa jadi pemimpin"
" jangan menjadi wirausaha yang bersaing dengan rakyat kecil "
" leader is influence "
" jadilah seperti bola bekel, yang semakin dibuang ke bawah akan semakin mental ke atas "
nah, itulah sedikit kalimat-kalimat yang sempat saya catat. Sekarang kembali ke cerita gath lagi, hehe.
Setelah dicekoki banyak materi selama kurang lebih tiga hari berturut-turut, kini saatnya kami menikmati kegiatan di luar lapangan , ya outbond...
Lagi-lagi dan lagi outbond membuat saya semakin akrab dengan teman-teman satu kelompok, ya karena pada awalnya kami hanya berbicara dengan satu dua orang dalam kelompok, kini kami saling menyemangati satu sama lain bahkan ketika saya belum tahu nama teman-teman saya dalam satu kelompok. Di sana saya juga bertemu beberapa teman yang ternyata mereka adalah teman SMA teman-teman saya di jurusan, atau teman sejurusan teman-teman saya ketika SMA. Semakin banyak teman jadinya, dan semakin sadar juga ternyata dunia ini begitu sempit hehe.
Setelah outbond kami mendapat tugas untuk membuat sebuah tiang tinggi dan menggambar bendera PFS yang kemudian disandingkan dengan sang saka merah putih. Setelah itu kami mengikrarkan deklarasi sobat bumi, yang dipimpin oleh Mas Tegar, Presiden Sobat Bumi Scholars, yang berasal dari Unpad, Bandung. Dengan penuh hikmat kami mengikuti kalimat-kalimat yang diucapkan mas Tegar, dan yang membuat saya merinding saat upacara deklarasi adalah ketika menyanyikan lagu Tanah Airku ...
Tanah airku tidak kulupakan...
Kau terkenang selama hidupku...
setelah upacara selesai kami bersiap untuk memberishkan badan dan bersiap-siap untuk acara yang paling ditunggu-tunggu, yaitu local wisdom night.
Seperti yang sudah saya ceritakan di awal, sobat bumi Surabaya menampilkan sesuatu yang nekat tapi berhasil memukau para penonton hehe. Bagaimana dengan teman-teman dari daerah lain ?
Berbeda dengan kami yang nekat dan seadanya, teman-teman dari daerah lain, dari luar jawa khususnya, mereka menyiapkan semuanya dengan sangat baik. Mulai dari kostum, gerakan tari, dubbing, dan lain sebagainya. Teman-teman papua menarikan sebuah tarian khas Papua dengan berkostum ala Papua dengan badan bermotif layaknya suku Papua yang sering saya lihat di televisi,mereka menarikan sebuah tarian yang enerjik dan penuh semangat yang membuat kami, para penonton juga ingin ikut menari. Ada pula teman-teman dari Palembang yang menmapilkan sebuah drama legenda Pulau Kemaro, legenda yang disajikan dengan tambahan bumbu-bumbu kocak yang membuat kami tak bosan melihatnya. Teman-teman dari Aceh dengan tari saman, teman-tean Bali dengan tarian Bali yang lentik dan khas dan masih banyak lagi. Setelah selesai tampil tak lupa kami menyempatkan waktu untuk berfoto ria dengan teman-teman yang mengenakan pakaian adat, hehe jarang-jarang kan. Jujur saya sangat kagum dengan teman-teman dari luar jawa yang begitu mahir menarikan dan menyanyikan lagu serta tarian khas daerahnya, sedangkan saya sendiri, masih perlu dipertanyakan untk hal-hal seperti itu hehe.
Malam itupun kami tutup dengan bernyanyi dan menari bersama, sungguh indah Indonesia dengan beragam warnanya yang mampu membentuk sebuah koomposisi seni yang begitu indah.
Keesokan paginya kami berangkat ke Kantor Pusat Pertamina di daerah Medan Merdeka Jakarta. Seperti biasanya pagi selalu kami awali dengan berebut kamar mandi, bahkan di sini saya harus bangun jam 4 atau bahkan setengah 4 untuk bisa mandi hehe. Hari ini sekaligus hari terakhir gathering, sedih rasanya harus berpisah dengan teman-teman PFS 3, terlebih banyak tugas kuliah yang sudah menunggu. hehe.
Di hari terakhir kami berkesempatan untuk menghadiri pembukaan festival Sobat Bumi, dan lagi-lagi kami mendapat kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang hebat, salah satunya adalah Prof. Dr. Subroto yang berhasil memotivasi kami dengan bukunya yang berjudul " Indonesia di Tanganmu ".
Setelah makan siang kami meyempatkan berfoto dengan teman-teman dari berbagai universitas dan juga berfoto satu regional Surabaya.
Sungguh pengalaman yang amat menyenangkan dan tak akan terlupa.
Terima kasih Pertamina :)
O yaa satu lagi dalam acara Gath ini kami juga bertemu dengan para pemain Laskar Pelangi, mereka ternyata juga mendapatkan beasiswa, ada si Kucai dan Mahar.
Eh, yang lucu dan tak kan terlupa juga adalah si MC mas Bogi yang selalu memberi kami semangat dengan kelucuan dan yel yel lucunya yang sederhana namun penuh makna.
Masih sanggup ?? Sanggupin
Siap ?? Lebih Siap
Eitss foto-fotonya menyusul XD
No comments:
Post a Comment